RSS

Kita____…

"Pada satu masa kita pernah di sini. Saling bertukar rasa tentang kata yang bernama kita. ___ #bali…

earth...love...life...

Satu Kata yang Bernama "Kita" (Aku dan Kamu)



Membuka mata pagi ini begitu beratnya dan urung aku lakukan. Wajah ini masih sembam sisa tumpahan perasaan semalam. Rasanya tidak ingin beranjak dari peraduanku. Lelah yang ada mungkin akan bersemayam untuk beberapa hari ke depan atau mungkin tak ada batasan waktu. Itu yang harus aku lakukan sekarang. Melawan lelah yang mnderaku untuk hari – hari ke depan. Lelah hati ini mungkin tak sebanding dengan lelah tubuh ini. Tapi aku berterima kasih karena sudah membuatku untuk tidak berhenti memikirkan keberadaan kita. Memikirkanmu tepatnya. Entah kenapa satu kata yang bernama “KITA” itu bisa membuat berjuta – juta perasaan, teman, sayang, cinta, sedih, senang, gembira, suntuk bahkan sakit hati dan rasa bencipun kadang bisa menghampiri kata itu. Mungkin aku belum bisa memaknai satu kata itu atau aku yang belum bisa memahamimu, hingga akhirnya aku bisa tersudut lagi di jurang yang sama hingga akhirnya tertatih kembali untuk aku bangkit. Sekarang mendengar kata itu pun aku tidak ingin. Tapi, itu bukan menjadi alas an untuk aku tidak memikirkan kita (kamu tepatnya). Seperti kata – kata mas emka “sampai dimana kita?? Sampai jalan tak lagi sebagai petunjuk untuk kita menemukan tujuan. Ya, tujuan…sepertinya tidak ada tujuan yang ingin kau capai. Datar…terus…dan akhirnya menghilang begitu saja. Seperti tidak terjadi apa – apa. Itulah mungkin pemahamanku tentang kata yang bernama kita (kamu tepatnya). Tak banyak yang bisa kulakukan untuk memperbaiki semuanya yang sudah terjadi. Tapi selalu ada harapan untuk kita bisa tersenyum lagi tanpa beban, dan menjalani kehidupan ini dengan lebih bermakna. Cukup itu.. 

Mee :)

Prolog Hati “Pagi, Aku, Kamu dan Secangkir Kopi 8”




“Sebut saja ini rasa yang bias; ketika tepi dan titik temu saling tarik ulur enggan mengalah” #moamaremaka

Ini adalah kesekian kalinya kata – kata mas emka membuatku merasa tertohok seperti dihempaskan hati ini ke seberang  tak bertepian. Entah dari mana mas emka begitu cantik sekali membuat kata – kata itu hingga orang yang membacanya bisa merasa dalam lingkaran itu.

Tak ada kata yang mesti diungkapkan untuk sebuah keadaan yang tak bisa dipahami antara satu sama lain. Tidak tau perbedaan mana antara kasihan, perasaan dan rasa saling tidak nyaman untuk sebuah keputusan. Ini bukanlah hal omong kosong , tapi ini adalah soal perbuatan dan perasaan, dimana satu sama lain saling erat berhubungan hingga semuanya jadi enggan untuk mengalah. Aku tau, kamu juga tau apa yang sebenarnya terjadi. Tidak perlu dijelaskankan kita sudah memahami bukan??

Lantas siapa yang menarik ulur perasaan ini?? Aku ataukah kamu?? Tak ada jawaban, semua terdiam, semua membisu, tapi tidak palsu. Hanya saja memberi  jeda, memberi ruang untuk saling memahami. Memahami hal apa??Ahh, tentu saja memahami dan menyelami perasaan masing – masing, bukan memahami perasaan diantara kita.

Bukankah harusnya sudah kita putuskan sejak dulu?? Tidak, sebenarnya kita tidak pernah memutuskan sesuatu, yang ada hanya tarik ulur perasaan yang enggan mengalah, dan tidak tau sampai kapan ini akan terjadi. Aku tidak pernah tau, pun kamu. 

Mee :)

Sepucuk Harapan (Bulan..Perjalanan..Kita2 )


Sore ini angin berhembus begitu lembutnya hingga damainya bisa kurasakan sampai menembus wajah ini. Jiwa yang kosong ini ternyata masih bisa menghangat kembali. Entah apa yang membuatnya bisa berubah. Tak ada yang harus dipertanyakan. Semoga sepucuk harapan ini akan terus tumbuh dan tidak akan mati karena terpisah jarak, ruang dan waktu. Kamu pasti ingat dengan "Bulan-Perjalanan-Kita", dan aku juga tidak akan melupakannya begitu saja. Cerita ini akan tetap abadi, untukmu, untukku, untuk kita.
 
Mee :)

Sepenggal Doa

Tuhan..hari ini aku menemuiMu dalam sujudku. Lama aku menemuiMu hanya ingin menceritakan sepenggal kisahku yang mungkin selama ini belum sempat aku mengungkapkannya. Tuhan mungkin aku salah baru menceritakannya sekarang. Harusnya dari dulu aku menceritakan atas semua yang terjadi padaku selama ini. Tapi aq tidak punya cukup keberanian untuk itu.

Hari ini aku memasrahkan seluruh hati dan jiwaku. Berikanlah aq jalan, berikanlah aq kekuatan, berikanlah aq harapan. Dan aq hanya ingin berdoa untuknya. Ya..untuk seseorang yang telah menjaga hatiku dan selalu mendiami dada kiriku sampaai saat ini. Aku tau Tuhan...aku terlalu banyak berharap untuk sesuatu yang sulit untuk terwujud. Tapi bagiMu tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Tapi mungkin hal itu sulit untuk aku lakukan.

Tuhan..aku hanya ingin mengirimkan sepenggal doa ini untuknya. Lindungi dia selalu, jaga dirinya kemanapun hati dan kakinya melangkah. Jaga dia yang telah menjagaku Tuhan...


~ Mee

Jarak Untuk (tidak) Bertemu (Pagi Aku Kamu dan Secangkir Kopi 7)




Entah berapa lama aku memandang langit sore ini. Masih di beranda yang sama. Suasana sore yang selalu kunantikan untuk melepaskan semua tumpah ruah yang ada di hati ini. Jauh perjalanan hati ini sudah kulalui, tapi seperti tak ada ujungnya. Kamu, satu kata empat huruf yang selalu memenuhi ruang fikiranku terlalu aku memikirkanmu, hingga akhirnya ujung rindu ini tak hentinya mengajak untuk melihatmu sekejap kembali. Ahh, sudahlah. Buat apa aku memaksamu untuk bertemu. Itu bukan saat yang tepat untuk kita bertemu. Berjauhan yang mungkin kamu pilih, tapi tidak untuku. Aku tidak pernah sekalipun menginginkan hal itu. Cuma kamu. Kamu tau isi sepotong hati ini. Sepotong hati yang hanya berisikan kamu, sampai tak bisa aku mendiskripsikannya. Terlalu sulit untukku. Rasanya ingin kuhilangkan ingatanku sejenak tentangmu (#inginamnesiasedetik) dan akhirnya kembali memikirkanmu yang terlalu jauh dari jarak pertemuan.



~ Mee

Sendu (Pagi Aku Kamu dan Secangkir Kopi 6)




Aku mencintaimu dengan sadar, dan akan (terus) mencintaimu dengan sabar...hmmm, kata2 ini selalu aku ucapkan dalam hati. Sebenarnya kata - kata ini kudapatkan dari catatannya mas Moamar Emka yang selalu ngasih inspirasi untuk tetap jariku menari – nari di atas tuts mungil ini. Banyak hal dan banyak cerita yang aku dapat dari kalimat itu. Sejenak aku memandang wajah hari yang semakin lama semakin membuatku terbang tinggi ke negeri entah berantah. Sore ini sama dengan sore2 sebelumnya. Angin yang bertiup dengan lembutnya pun melewati wajahku, seakan akan tau bagaimana keadaan hatiku saat ini. Sebenarnya perasaan ini tidak bisa terus – terusan begini. Selalu aku mengatakan itu dengan sadar bahwa sebenarnya hati ini memang tidak bisa dipaksakan. Entah dengan cara apa aku bisa melepaskan semua ini. Ada yang bilang sabar itu ada batasnya, tetapi sepertinya kata – kata itu tidak berlaku untukku. Sabar mencintaimu adalah hal yang mungkin sampai saat ini masih aku lakukan. Tak ada tendensi apapun untuk aku melakukan ini. Tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Mungkin hanya waktu yang akan mengubah besarnya. Apakah perasaan itu akan semakin dalam ataukah semakin memudar. Hati ini tak berujung ketika aku memutuskan untuk itu. Semoga semilir angin sore ini bisa membawa terbang anganku untuk dapat menemuimu dan mengatakan hal ini padamu dan tanpa kamu sadari sebenarnya itu juga yang kau rasakan. Semoga

~Mee

28 Desember 2013

Kita____…

Diposting oleh shareisme di 19.06 0 komentar
"Pada satu masa kita pernah di sini. Saling bertukar rasa tentang kata yang bernama kita. ___ #bali…

earth...love...life...

15 November 2013

Satu Kata yang Bernama "Kita" (Aku dan Kamu)

Diposting oleh shareisme di 11.22 0 komentar


Membuka mata pagi ini begitu beratnya dan urung aku lakukan. Wajah ini masih sembam sisa tumpahan perasaan semalam. Rasanya tidak ingin beranjak dari peraduanku. Lelah yang ada mungkin akan bersemayam untuk beberapa hari ke depan atau mungkin tak ada batasan waktu. Itu yang harus aku lakukan sekarang. Melawan lelah yang mnderaku untuk hari – hari ke depan. Lelah hati ini mungkin tak sebanding dengan lelah tubuh ini. Tapi aku berterima kasih karena sudah membuatku untuk tidak berhenti memikirkan keberadaan kita. Memikirkanmu tepatnya. Entah kenapa satu kata yang bernama “KITA” itu bisa membuat berjuta – juta perasaan, teman, sayang, cinta, sedih, senang, gembira, suntuk bahkan sakit hati dan rasa bencipun kadang bisa menghampiri kata itu. Mungkin aku belum bisa memaknai satu kata itu atau aku yang belum bisa memahamimu, hingga akhirnya aku bisa tersudut lagi di jurang yang sama hingga akhirnya tertatih kembali untuk aku bangkit. Sekarang mendengar kata itu pun aku tidak ingin. Tapi, itu bukan menjadi alas an untuk aku tidak memikirkan kita (kamu tepatnya). Seperti kata – kata mas emka “sampai dimana kita?? Sampai jalan tak lagi sebagai petunjuk untuk kita menemukan tujuan. Ya, tujuan…sepertinya tidak ada tujuan yang ingin kau capai. Datar…terus…dan akhirnya menghilang begitu saja. Seperti tidak terjadi apa – apa. Itulah mungkin pemahamanku tentang kata yang bernama kita (kamu tepatnya). Tak banyak yang bisa kulakukan untuk memperbaiki semuanya yang sudah terjadi. Tapi selalu ada harapan untuk kita bisa tersenyum lagi tanpa beban, dan menjalani kehidupan ini dengan lebih bermakna. Cukup itu.. 

Mee :)

30 Oktober 2013

Prolog Hati “Pagi, Aku, Kamu dan Secangkir Kopi 8”

Diposting oleh shareisme di 11.25 0 komentar



“Sebut saja ini rasa yang bias; ketika tepi dan titik temu saling tarik ulur enggan mengalah” #moamaremaka

Ini adalah kesekian kalinya kata – kata mas emka membuatku merasa tertohok seperti dihempaskan hati ini ke seberang  tak bertepian. Entah dari mana mas emka begitu cantik sekali membuat kata – kata itu hingga orang yang membacanya bisa merasa dalam lingkaran itu.

Tak ada kata yang mesti diungkapkan untuk sebuah keadaan yang tak bisa dipahami antara satu sama lain. Tidak tau perbedaan mana antara kasihan, perasaan dan rasa saling tidak nyaman untuk sebuah keputusan. Ini bukanlah hal omong kosong , tapi ini adalah soal perbuatan dan perasaan, dimana satu sama lain saling erat berhubungan hingga semuanya jadi enggan untuk mengalah. Aku tau, kamu juga tau apa yang sebenarnya terjadi. Tidak perlu dijelaskankan kita sudah memahami bukan??

Lantas siapa yang menarik ulur perasaan ini?? Aku ataukah kamu?? Tak ada jawaban, semua terdiam, semua membisu, tapi tidak palsu. Hanya saja memberi  jeda, memberi ruang untuk saling memahami. Memahami hal apa??Ahh, tentu saja memahami dan menyelami perasaan masing – masing, bukan memahami perasaan diantara kita.

Bukankah harusnya sudah kita putuskan sejak dulu?? Tidak, sebenarnya kita tidak pernah memutuskan sesuatu, yang ada hanya tarik ulur perasaan yang enggan mengalah, dan tidak tau sampai kapan ini akan terjadi. Aku tidak pernah tau, pun kamu. 

Mee :)

28 September 2013

Sepucuk Harapan (Bulan..Perjalanan..Kita2 )

Diposting oleh shareisme di 11.39 0 komentar

Sore ini angin berhembus begitu lembutnya hingga damainya bisa kurasakan sampai menembus wajah ini. Jiwa yang kosong ini ternyata masih bisa menghangat kembali. Entah apa yang membuatnya bisa berubah. Tak ada yang harus dipertanyakan. Semoga sepucuk harapan ini akan terus tumbuh dan tidak akan mati karena terpisah jarak, ruang dan waktu. Kamu pasti ingat dengan "Bulan-Perjalanan-Kita", dan aku juga tidak akan melupakannya begitu saja. Cerita ini akan tetap abadi, untukmu, untukku, untuk kita.
 
Mee :)

27 Agustus 2013

Sepenggal Doa

Diposting oleh shareisme di 22.37 0 komentar
Tuhan..hari ini aku menemuiMu dalam sujudku. Lama aku menemuiMu hanya ingin menceritakan sepenggal kisahku yang mungkin selama ini belum sempat aku mengungkapkannya. Tuhan mungkin aku salah baru menceritakannya sekarang. Harusnya dari dulu aku menceritakan atas semua yang terjadi padaku selama ini. Tapi aq tidak punya cukup keberanian untuk itu.

Hari ini aku memasrahkan seluruh hati dan jiwaku. Berikanlah aq jalan, berikanlah aq kekuatan, berikanlah aq harapan. Dan aq hanya ingin berdoa untuknya. Ya..untuk seseorang yang telah menjaga hatiku dan selalu mendiami dada kiriku sampaai saat ini. Aku tau Tuhan...aku terlalu banyak berharap untuk sesuatu yang sulit untuk terwujud. Tapi bagiMu tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Tapi mungkin hal itu sulit untuk aku lakukan.

Tuhan..aku hanya ingin mengirimkan sepenggal doa ini untuknya. Lindungi dia selalu, jaga dirinya kemanapun hati dan kakinya melangkah. Jaga dia yang telah menjagaku Tuhan...


~ Mee

Jarak Untuk (tidak) Bertemu (Pagi Aku Kamu dan Secangkir Kopi 7)

Diposting oleh shareisme di 22.26 0 komentar



Entah berapa lama aku memandang langit sore ini. Masih di beranda yang sama. Suasana sore yang selalu kunantikan untuk melepaskan semua tumpah ruah yang ada di hati ini. Jauh perjalanan hati ini sudah kulalui, tapi seperti tak ada ujungnya. Kamu, satu kata empat huruf yang selalu memenuhi ruang fikiranku terlalu aku memikirkanmu, hingga akhirnya ujung rindu ini tak hentinya mengajak untuk melihatmu sekejap kembali. Ahh, sudahlah. Buat apa aku memaksamu untuk bertemu. Itu bukan saat yang tepat untuk kita bertemu. Berjauhan yang mungkin kamu pilih, tapi tidak untuku. Aku tidak pernah sekalipun menginginkan hal itu. Cuma kamu. Kamu tau isi sepotong hati ini. Sepotong hati yang hanya berisikan kamu, sampai tak bisa aku mendiskripsikannya. Terlalu sulit untukku. Rasanya ingin kuhilangkan ingatanku sejenak tentangmu (#inginamnesiasedetik) dan akhirnya kembali memikirkanmu yang terlalu jauh dari jarak pertemuan.



~ Mee

30 Juli 2013

Sendu (Pagi Aku Kamu dan Secangkir Kopi 6)

Diposting oleh shareisme di 23.24 0 komentar



Aku mencintaimu dengan sadar, dan akan (terus) mencintaimu dengan sabar...hmmm, kata2 ini selalu aku ucapkan dalam hati. Sebenarnya kata - kata ini kudapatkan dari catatannya mas Moamar Emka yang selalu ngasih inspirasi untuk tetap jariku menari – nari di atas tuts mungil ini. Banyak hal dan banyak cerita yang aku dapat dari kalimat itu. Sejenak aku memandang wajah hari yang semakin lama semakin membuatku terbang tinggi ke negeri entah berantah. Sore ini sama dengan sore2 sebelumnya. Angin yang bertiup dengan lembutnya pun melewati wajahku, seakan akan tau bagaimana keadaan hatiku saat ini. Sebenarnya perasaan ini tidak bisa terus – terusan begini. Selalu aku mengatakan itu dengan sadar bahwa sebenarnya hati ini memang tidak bisa dipaksakan. Entah dengan cara apa aku bisa melepaskan semua ini. Ada yang bilang sabar itu ada batasnya, tetapi sepertinya kata – kata itu tidak berlaku untukku. Sabar mencintaimu adalah hal yang mungkin sampai saat ini masih aku lakukan. Tak ada tendensi apapun untuk aku melakukan ini. Tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Mungkin hanya waktu yang akan mengubah besarnya. Apakah perasaan itu akan semakin dalam ataukah semakin memudar. Hati ini tak berujung ketika aku memutuskan untuk itu. Semoga semilir angin sore ini bisa membawa terbang anganku untuk dapat menemuimu dan mengatakan hal ini padamu dan tanpa kamu sadari sebenarnya itu juga yang kau rasakan. Semoga

~Mee