“Sebut saja ini rasa yang bias; ketika tepi dan titik
temu saling tarik ulur enggan mengalah” #moamaremaka
Ini adalah kesekian kalinya kata – kata mas emka
membuatku merasa tertohok seperti dihempaskan hati ini ke seberang tak bertepian. Entah dari mana mas emka
begitu cantik sekali membuat kata – kata itu hingga orang yang membacanya bisa
merasa dalam lingkaran itu.
Tak ada kata yang mesti diungkapkan untuk sebuah keadaan
yang tak bisa dipahami antara satu sama lain. Tidak tau perbedaan mana antara
kasihan, perasaan dan rasa saling tidak nyaman untuk sebuah keputusan. Ini
bukanlah hal omong kosong , tapi ini adalah soal perbuatan dan perasaan, dimana
satu sama lain saling erat berhubungan hingga semuanya jadi enggan untuk mengalah.
Aku tau, kamu juga tau apa yang sebenarnya terjadi. Tidak perlu dijelaskankan
kita sudah memahami bukan??
Lantas siapa yang menarik ulur perasaan ini?? Aku ataukah
kamu?? Tak ada jawaban, semua terdiam, semua membisu, tapi tidak palsu. Hanya
saja memberi jeda, memberi ruang untuk
saling memahami. Memahami hal apa??Ahh, tentu saja memahami dan menyelami
perasaan masing – masing, bukan memahami perasaan diantara kita.
Bukankah harusnya sudah kita putuskan sejak dulu?? Tidak,
sebenarnya kita tidak pernah memutuskan sesuatu, yang ada hanya tarik ulur
perasaan yang enggan mengalah, dan tidak tau sampai kapan ini akan terjadi. Aku
tidak pernah tau, pun kamu.
Mee :)
0 komentar:
Posting Komentar